Alergi Dingin Parah Membuat Pria ini dapat Terbunuh Hanya dengan Sebutir Salju


Bernard Ward memiliki alergi terhadap suhu dingin yang cukup parah, bahkan sebutir salju saja berpotensi membunuhnya. Kulit Ward bisa seperti melepuh bila bersentuhan dengan benda apapun yang bersuhu dingin, mulai dari potongan es di dalam kulkas hingga botol bir dingin. Reaksi yang timbul akibat bersentuhan dengan suhu dingin ini berpotensi menjadi anaphylactic shock, yaitu reaksi yang berlangsung cepat dan ekstrem akibat alergi.

Dokter yang merawat Ward mengatakan alergi ini diperoleh Ward setelah berdiri di sebuah halte bus di Skotlandia di tengah suhuh -10 derajat celcius beberapa tahun lalu. Sejak itu, Ward harus 'terbungkus' rapat meski berada di dalam rumah, terutama pada musim dingin seperti ini. Demikian pula saat sedang berolahraga di gym. Ia tetap harus berpakaian rapat, sebab suhu dari pendingin ruangan dapat membuat alerginya kambuh.

"Beberapa orang memang tidak menyukai suhu dingin. Tapi bagi saya suhu dingin ibarat ancaman malaikat pencabut nyawa. Saya menghabiskan banyak uang untuk membeli pakaian tebal, tapi saya tidak punya pilihan. Sejak mendapat alergi ini, saya semakin jarang 'nongkrong' dengan teman-teman saya di pub," tutur pria asal Derry, Iralndia Utara, ini.

Ia pertama kali menyadari perubahan tubuhnya pada musim dingin 2011, saat bepergian ke Belfast. Ia mengaku merasakan gatal yang ekstrem setiap kali keluar rumah. Ia pun menyangka itu gatal biasa yang akan segera hilang. Dokternya bahkan mengira gatal-gatal itu disebabkan oleh bedak yang digunakan Ward, atau sesuatu yang dimakan Ward.

"Pada Februari 2012, saya menjalani kuliah selama tiga bulan di Skotlandia. Saya pernah pergi tanpa sarung tangan. Seketika itu juga, telapak tangan dan jemari saya gatal luar biasa dan bengkak. Bahkan wajah saya terasa terbakar dan gatal sekali. Setiba di hotel, saat berganti baju saya mendapati paha dan kaki saya juga bengkak dan gatal," papar Ward kepada Daily Mail, Selasa (26/11/2013).

Setiap kali alerginya kambuh, tambah Ward, ia selalu merasa ingin pingsan dan degup jantungnya tidak beraturan. Dokter spesialis yang menangani Ward membenarkan bahwa Ward mengalami alergi terhadap suhu dingin, bernama cold urticaria. Alergi ini bukan hanya terjadi saat kulit bersentuhan dengan benda bersuhu dingin, melainkan juga bereaksi saat suhu ruangan turun mendadak.

Hingga saat ini, dunia media belum menemukan obat yang tepat untuk alergi ini. Sejauh ini, para penderitanya hanya bisa melindungi diri dan menghindari alergi untuk kambuh, salah satunya dengan meminum obat anti-histamin.

Ward menyadari penyakit yang ia idap bukan penyakit yang mudah dihadapi. Namun ia tetap bersyukur berkat dukungan dari keluarganya, terutama tunangannya, Mairead. Ward mengaku Mairead sangat telaten merawatnya. Mairead sudah terbiasa dengan segala kebutuhuan dan perlakuan khusus bagi Ward.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More