Papua Nugini,  Ketika orang dari Suku Fore di Papua Nugini (Papua New Guinea)  meninggal tubuhnya akan dipotong-potong oleh keluarganya. Daging dari  orang yang sudah meninggal ini sangat dihargai sebagai makanan untuk  menghormatinya.
Tapi bukan berarti suku Fore kanibal atau membunuh sesama manusia, tapi karena kebudayaan proses pemakaman suku Fore.
Ketika orang Fore meninggal  tubuhnya akan dipotong-potong oleh keluarga yang meninggal dari pihak  ibu. Perempuan akan mengiris tangan dan kaki, otot strip dari tulang dan  mengeluarkan otak serta organ internalnya.
"Daging dari orang yang sudah  meninggal ini sangat dihargai sebagai makanan sejak daging tersebut  menyerupai lapisan lemak babi, sehingga masyarakat mengonsumsinya," ujar  Shirley Lindenbaum, salah seorang peneliti awal penyakit Kuru, seperti dikutip dari Healthmad, Kamis (23/12/2010).
Rupanya dari sinilah penyakit langka ini berasal. Penyakit langka di dunia ini akibat mengonsumsi otak manusia yang terinfeksi, yang dinamakan penyakit Kuru.
Penyakit aneh ini biasanya  dimulai dengan kehilangan koordinasi sehingga membuatnya goyah saat  berjalan, lalu diikuti dengan gejala lainnya seperti timbul tremor,  sakit kepala, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan serta perubahan  suasana hati yang parah.
Perubahan suasana hati yang  parah ini seperti rasa marah yang secara seketika berubah menjadi  serangan tawa yang menakutkan. Tawa seram dan mengganggu ini mendorong  orang-orang Fore menyebutnya sebagai penyakit aneh Kuru.
Dalam bahasa inggris arti Kuru  secara kasar diterjemahkan sebagai The Sickness Laughing. Sebagian besar  orang suku mengira ia menderita penyakit mental atau disangka mengalami  kutukan.
Semakin hari semakin banyak suku  Fore yang meninggal. Pada tahun 1957 hingga 5 tahun ke depan sekitar  1.000 orang meninggal akibat penyakit Kuru, sehingga menjadi endemik.  Setelah melakukan banyak penelitian ditemukan orang yang menderita  penyakit ini mirip dengan penyakit sapi gila atau Bovine spongiform  encephalopathy.
Tapi sapi gila ditularkan akibat  mengonsumsi otak dan jaringan tulang belakang sapi yang sudah  terinfeksi. Sedangkan untuk penyakit Kuru disebabkan oleh mengonsumsi  jaringan otak manusia yang terinfeksi oleh prion (protein atau partikel  yang menyerang). Kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan suku Fore yang  kanibal atau mengonsumsi daging manusia.
Umumnya perempuan suku Fore  memiliki kesempatan lebih besar tertular penyakit ini dibanding  laki-laki. Hal ini karena perempuan biasanya mengonsumsi potongan dari  jaringan otak, sedangkan laki-laki tidak.
Selain itu ada beberapa alasan  lain yang membuat perempuan lebih sering mengonsumsi otak, yaitu karena  laki-laki mengambil potongan daging pilihan sehingga perempuan mau tidak  mau harus mengonsumsi otak atau karena otak dianggap sebagai makanan  yang lebih lezat sehingga dikonsumsi oleh perempuan yang menyiapkan  makanan.
Meski demikian perempuan memang  memiliki kontak lebih lama dengan darah dan jaringan dari otak lainnya  ketika ia menyiapkan makanan, sehingga memiliki risiko terinfeksi akibat  luka terbuka yang dimilikinya.
Ciri khas dari penyakit ini  adalah adanya gumpalan molekul protein di dalam otak. Masa inkubasi dari  penyakit ini panjang, sehingga dibutuhkan waktu beberapa tahun setelah  infeksi awal hingga timbulnya gejala. Tidak ada pengobatan untuk  penyakit ini, dan salah satu cara untuk mencegahnya adalah menghentikan  praktik kanibalisme.
Karenanya sebuah kampanye  mendidik skala besar dilakukan untuk memberantas penyakit aneh ini serta  memberikan tindakan keras terhadap kebiasaan mengonsumsi anggota tubuh  suku Fore yang sudah meninggal. Saat ini penyakit Kuru dianggap sudah  benar-benar punah 
(ver/ir) 
sumber :  http://www.detikhealth.com/read/2010/12/23/145846/1531799/763/kuru-penyakit-langka-akibat-makan-otak-manusia?ld991103763  






0 komentar:
Posting Komentar