Warga   Kecamatan Mandor Kabupaten   Landak, Kalimantan Barat, dihebohkan   dengan kelahiran bayi yang   dikabarkan memiliki ekor sepanjang tiga   sentimeter.   Kontan, kabar ini membuat warga berduyun-duyun mendatangi   Puskesmas   Mandor tempat bayi tersebut dilahirkan.
“Sampai   sekarang  Puskesmas Mandor masih  ramai, orang-orang dari desa lain   juga datang  untuk melihat bayi itu,”  ujar Mariwan, Warga Desa Sambora   Kecamatan  Toho, yang mengaku datang  ke Mandor.
Mariwan   bahkan sempat  mengabadikan  kondisi bayi tersebut dengan kamera   ponselnya. Dia  menuturkan, kondisi  sang bayi mengerikan dengan ekor   itu.
Kepala    Puskesmas Mandor, Sri  Supartinah, yang dikonfirmasi Tribun   menyesalkan  isu yang berkembang.  Dia membantah bayi tersebut mirip   binatang dan  mempunyai ekor.
“Bayi   ini cacat, tidak memiliki  tempurung  kepala, sehingga otaknya berada   di luar. Mata dan hidungnya  tidak  sempurna. Sementara fisik lainnya   seperti tangan dan kakinya juga  tidak  normal. Kita tidak bisa   menyimpulkan kondisi bayi itu seperti  apa,”  katanya.
Sri   menuturkan, bayi dengan berat 3  kilogram tersebut  terlahir dari  rahim  Asui (17), di  Desa Stabar melalui bantuan bidan desa. Bayi   pertama  itu kini kini  menjalani perawatan di Puskesmas Mandor.
Agar   tetap dalam  keadaan stabil, pihak  puskesmas meletakannya di  inkubator  dengan batuan  oksigen. Susu  diberikan melalui selang ke  mulut bayi  malang ini.
“Kami sudah memberikan perawatan kepada bayi ini. Untuk memberinya susu terpaksa diberikan melalui selang,” ujarnya.
Biaya    perawatan bayi tersebut  sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Landak    melalui program Jamkesda.  Sebab perekonomian orangtuanya sangat    memprihatinkan. Mereka tinggal di  rumah kecil berukuran 4×4 beratapkan    daun. Keduanya hanya mengandalkan  hidup dari berladang dan menoreh    getah.
Dami   (22), ayah bayi unik tersebut  mengaku tidak pernah  mempunyai firasat   apapun saat istrinya mengandung.  Bahkan, istrinya  rajin memeriksakan   kandungannya ke bidan desa.
“Saya   sedih  melihatnya, ingin rasanya  punya anak yang sehat seperti anak   orang lain.  Jika dia hidup bagaimana  jika besar nanti, kalau   kondisinya seperti  itu,” keluh Dami.sumber: http://tidakmenarik.wordpress.com/2010/10/14/gempar-bayi-ini-berekor-tiga-sentimeter/






0 komentar:
Posting Komentar