~ Aktivitas  pendakian gunung butuh kesiapan fisik ekstra matang. Seseorang yang  memiliki riwayat penyakit tertentu sangat tidak dianjurkan untuk mendaki  gunung, sebab risikonya sangat serius mulai dari cedera hingga kematian  mendadak."Ada beberapa faktor yang perlu  diperhitungkan sebelum mendaki gunung. Pertama kondisi personel,  seberapa berat medan yang dilalui, serta kondisi lingkungan yang  meliputi cuaca, rekan sesama pendaki dan juga kelengkapan," kata Dr  Michael
Terkait kondisi personel, orang-orang yang memiliki riwayat penyakit berikut ini tidak dianjurkan untuk mendaki gunung.
1. Gangguan jantung
Seperti  halnya aktivitas fisik berintensitas berat lainnya, aktivitas mendaki  gunung juga bisa meningkatkan kerja jantung. Risiko kematian mendadak  akibat serangan jantung dipastikan akan meningkat apabila sejak awal  seorang pendaki punya riwayat gangguan jantung.
2. Darah tinggi
Meski  tidak memiliki gangguan jantung, seseorang dianjurkan agar menahan diri  untuk tidak mendaki gunung jika punya riwayat hipertensi atau tekanan  darah tinggi. Aktivitas fisik yang berat seperti pendakian gunung akan  semakin meningkatkan tekanan darah dan dampaknya bisa sangat buruk bagi  jantung dan pembuluh darah.
3. Gangguan paru-paru
Gangguan  fungsi paru-paru baik karena sesak napas maupun sekedar flu bisa  berbahaya jika dibawa naik gunung. Selain kadar udara di ketinggian  memang tipis, menurunnya kemampuan paru-paru dalam menyerap oksigen  membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk mendistribusikan oksigen  yang hanya sedikit.
4. Glaukoma
Meski  tidak fatal, risiko kerusakan mata saat mendaki gunung juga perlu  diwaspadai jika memiliki riwayat glaukoma atau meningkatnya tekanan bola  mata meskipun kondisinya tidak terlalu parah. Saat mendaki medan  terjal, seseorang cenderung mengejan sehingga tekanan rongga perut  meningkat lalu diikuti juga oleh tekanan pada bola mata.
Kondisi  ini seringkali tidak disadari, karena yang dirasakan biasanya hanya  pusing-pusing di kepala. Padahal jika pendakian masih diteruskan,  lama-kelamaan pandangan akan menjadi kabur dan bukan tidak mungkin akan  memicu kerusakan yang lebih serius pada mata.
5. Diabetes
Pengidap  diabetes sebenarnya tidak dilarang naik gunung, asal kondisinya  terkontrol dalam arti rutin minum obat dan kadar gulanya sedang normal.  Namun jika tidak terkontrol, maka risiko yang perlu diwaspadai saat naik  gunung adalah kemungkinan lecet atau cedera yang lebih serius.
"Seperti  yang kita tahu, lecet sekecil apapun pada pengidap diabetes bisa memicu  komplikasi yang lebih serius. Dampaknya mungkin tidak dirasakan saat  itu juga, tetapi setelah turun dari gunung harus segera mendapat  perawatan," kata dr Michael.
Sumber






![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDo3m3B65zstK66Oo29qS8iFYwYtE_1HQ-PTTb-ka8KwiBp0R01-pdzh5VAqypjuMeXlbs3c1Zz-66BaDRaAsftujjfDDruspwvMV1OEneiKNg7eH6bx2pufenrbf2nnLqD7AzJtrTL7E/s1600/mini+footer+copy.png)
0 komentar:
Posting Komentar