Maraknya pemberitan mengenai penangkapan tuyul di Cirebon masih menjadi topik hangat perbincangan masyarakat. Benarkah warga Cirebon banyak yang memelihara makhluk halus untuk pesugihan?
Spiritual muda Cirebon Ustaz Ujang Bustomi membenarkan banyaknya masyarakat Cirebon yang memelihara tuyul atau sejenis jin yang dipercaya bisa membuat orang bisa mendapatkan kekayaan dengan cara mudah tanpa perlu bekerja keras. "Di Cirebon, banyak tuyul yang disewakan oleh pemiliknya, bahkan dijual baik secara kontan maupun kredit," ujar Ujang Bustomi.
Tuyul di Cirebon, sambung Ujang, dijual dengan mahar berkisar Rp10 hingga 20 juta. Selain itu, pembeli harus memenuhi sejumlah kontrak lainnya, seperti menyediakan tempat atau kamar khusus lengkap dengan kasur kecil dan bantalnya, menyediakan sajen, memandikan, bahkan pada malam hari istri si pemilik tuyul harus menyusui sang tuyul agar mau bekerja untuk majikannya. "Pada malam hari, biasanya menyusu pada istri pemiliknya, jika tidak dikasih dia ngambek dan nggak mau bekerja," ujarnya.
Menurut Ujang Bustomi, seperti kebanyakan tuyul yang ada di Pulau Jawa, tuyul di Cirebon, kebanyakan bentuknya kecil, sementara di luar pulau Jawa bentuknya kebanyakan menyerupai orang dewasa. Makhluk lelembut ini beroperasi sesuai keinginan pemiliknya.
Ujang Bustomi menjelaskan, meski merupakan jenis makhluk halus, tuyul bisa dilihat dengan kasat mata, bahkan bisa ditunjukkan melalui media seperti kamera foto atau video, namun tidak sembarangan orang bisa melakukannya dan harus melalui ritual yang cukup panjang termasuk menjalani puasa, minimal satu hari satu malam.
"Tuyul bisa ditunjukkan secara dzohir oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan khusus. Kalau mau saya bisa menunjukkan wujud jin tersebut kepada Anda," tandasnya.
Terkait pemberitaan tertangkapnya sejumlah tuyul di Kota Cirebon, Ujang Bustomi sempat mendatangi rumah paranormal yang mengaku berhasil menangkap tuyul tersebut, untuk membuktikan kebenaran pernyataannya di media massa. Namun, sang paranormal asal Kampung Drajat tersebut tidak mau menujukkan tuyul dalam botol tersebut dengan alasan sudah dimusnahkan.
Ujang Bustomi mengimbau kepada masyarakat agar tidak sekali-kali memelihara tuyul atau sejenisnya, karena merupakan perbuatan musyrik (menyekutukan tuhan). "Memelihara tuyul merupakan salah satu bentuk kemusyrikan kepada Allah yang dosanya tidak akan diampuni," kata Ujang Bustomi memberi nasihat.
Spiritual muda Cirebon Ustaz Ujang Bustomi membenarkan banyaknya masyarakat Cirebon yang memelihara tuyul atau sejenis jin yang dipercaya bisa membuat orang bisa mendapatkan kekayaan dengan cara mudah tanpa perlu bekerja keras. "Di Cirebon, banyak tuyul yang disewakan oleh pemiliknya, bahkan dijual baik secara kontan maupun kredit," ujar Ujang Bustomi.
Tuyul di Cirebon, sambung Ujang, dijual dengan mahar berkisar Rp10 hingga 20 juta. Selain itu, pembeli harus memenuhi sejumlah kontrak lainnya, seperti menyediakan tempat atau kamar khusus lengkap dengan kasur kecil dan bantalnya, menyediakan sajen, memandikan, bahkan pada malam hari istri si pemilik tuyul harus menyusui sang tuyul agar mau bekerja untuk majikannya. "Pada malam hari, biasanya menyusu pada istri pemiliknya, jika tidak dikasih dia ngambek dan nggak mau bekerja," ujarnya.
Menurut Ujang Bustomi, seperti kebanyakan tuyul yang ada di Pulau Jawa, tuyul di Cirebon, kebanyakan bentuknya kecil, sementara di luar pulau Jawa bentuknya kebanyakan menyerupai orang dewasa. Makhluk lelembut ini beroperasi sesuai keinginan pemiliknya.
Ujang Bustomi menjelaskan, meski merupakan jenis makhluk halus, tuyul bisa dilihat dengan kasat mata, bahkan bisa ditunjukkan melalui media seperti kamera foto atau video, namun tidak sembarangan orang bisa melakukannya dan harus melalui ritual yang cukup panjang termasuk menjalani puasa, minimal satu hari satu malam.
"Tuyul bisa ditunjukkan secara dzohir oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan khusus. Kalau mau saya bisa menunjukkan wujud jin tersebut kepada Anda," tandasnya.
Terkait pemberitaan tertangkapnya sejumlah tuyul di Kota Cirebon, Ujang Bustomi sempat mendatangi rumah paranormal yang mengaku berhasil menangkap tuyul tersebut, untuk membuktikan kebenaran pernyataannya di media massa. Namun, sang paranormal asal Kampung Drajat tersebut tidak mau menujukkan tuyul dalam botol tersebut dengan alasan sudah dimusnahkan.
Ujang Bustomi mengimbau kepada masyarakat agar tidak sekali-kali memelihara tuyul atau sejenisnya, karena merupakan perbuatan musyrik (menyekutukan tuhan). "Memelihara tuyul merupakan salah satu bentuk kemusyrikan kepada Allah yang dosanya tidak akan diampuni," kata Ujang Bustomi memberi nasihat.
0 komentar:
Posting Komentar