Pertanyaan yang melintas di pikiran setiap pesawat mau take off, ketika kita disuruh mematikan ponsel dan peralatan elektronik lain, adalah, "Bagaimana jika saya tidak mematikan barang tersebut?"
Bisa jadi tidak tejadi apa-apa. Namun, seperti diceritakan Kapten Jihn Cox, pilot US Aiways, ada kejadian beberapa waktu lampau ketika alat elektronik ternyata mengganggu sistem navigasi pesawat udara, yang terkadang menggunakan frekuensi bersebelahan dengan frekuensi radio FM. Sistem instrumen pendaratan pesawat terbang, yang mengontrol jarak vertikal dan penyesuaian dengan landas pacu, merupakan sistem paling sensitif dibandingkan dengan sistem lainnya di pesawat terbang. "Pernah ada kasus ketika sebuah radio kecil menyebabkan gangguan listrik. Oleh FAA (lembaga penerbangan AS) disuruh membetulkan agar laik terbang," kata Cox kepada USA Today.
Telepon seluler juga berpotensi mengganggu. "Contoh lain adalah ponsel model analog yang ditemukan menyebabkan gangguan pada sistem navigasi sebuah pesawat jet di Eropa. Meski jenis ponsel itu tidak dijual di AS, namun bisa dijadikan contoh bahwa ponsel pun bisa menyebabkan gangguan." Bahkan remote control mainan pun diketahui bisa megganggu sistem navigasi.
Untuk mengurangi risiko itu, sekarang banyak pesawat jet menggunakan GPS daripada radar untuk memposisikan pesawat. Akan tetapi FAA belum bisa memastikan alat elektronik apa saja yang bisa dan tidak menimbulkan persoalan. "Perkembangan elektronik sangat pesat. Jauh di luar kemampuan industri pesawat untuk menguji alat itu berpengaruh apa tidak. Mungkin dari industri alat elektronik sendiri yang harus mencantumkan label alatnya "ramah pesawat terbang". Sebelum itu ada, lebih baik kita mematikan semua peralatan elektronik di dalam pesawat saat mengudara di bawah 10.000 feet (sekitar 3.000 m).
Oke, kita patuhi yuk!
sumber intisari-online
0 komentar:
Posting Komentar